Oleh : Dimas Julijadi
Jika kalian menggandrungi band bertempo cepat ala; Millencolin – No Use For a Name – lagwagon – Rise Against, band satu ini sangat layak masuk kedaftar playlist kalian. Yes! selamat datang Fun As Thirty (F.A.T). Band berasal dari kota Solo ini menyuguhkan genre punk rock, pop punk, melodic punk nan segar dimana 25-12-2017 lalu telah dirilis full album briliant pertamanya. Congrat!
Tarik waktu mundur sejenak. Pada tanggal 02-02-2017 Band yang digawangi Hanton (Vocal, guitar), Budi (Back vocal, guitar), Dimas (Back vocal, bass), Ari (Drum) untuk pertama kalinya merilis 2 single sekaligus . Lagu “Terjaga” dan “Fun As Thirty” diyakini oleh mereka sebagai peluru andalan pertamanya. Gerilya ke radio-radio sekitar Solo dan Jogja mereka sikat sebagai jurus memperkenalkan single mereka. Tawaran panggung mulai bermunculan di sekitar Solo dan Jawa tengah, gigs kecil / besar mereka “gilas” secara fasih. Tembang dari NOFX, Goldfinger, Face to face sering mereka lantunkan. Mengembalikan kembali melodic punk awal 2000an mungkin menjadi misi mereka.
Beberapa bulan kemudian, sekitar Agustus 2017 mereka menelurkan video klip dan single baru. Video klip “Fun As Thirty” mereka rilis melalui akun youtube mereka. Bertempat disalah satu skatepark kota Solo, bertema live perform dan permainan skate merupakan konsep video klip tersebut. Beberapa hari kemudian, tepat di hari kemerdekaan RI dirilislah “Mimpi yang Tertunda” sebagai single ke-3 mereka dengan wujud video dengan balutan lirik lagu dikemas secara apik.
Finally, 25-12-2017 album penuh pertama Fun As Thirty resmi beredar. 12 track mereka suguhkan dalam album ini. Rentetan drum disusul gitar dan bass yang saling berkejaran menjadikan intro sekaligus track 1 menjadi ciamik. Tak luput ketiga single yang diedarkan sebelumnya dimasukan di album ini. “Funrockers”, sebutan untuk fanbase mereka sekaligus salah satu judul lagu cocok dijadikan anthem dan alat sing along. Tembang “ballads” disisipkan di album pertama mereka diberi judul “Jangan Terpisah”. Lagu “Terjaga” mereka ubah menjadi versi akustik sangat pas menjadi lagu penutup.
Layaknya band-band lainya, mereka juga merilis album dalam bentuk fisik dan digital. Khusus rilisan fisik, mereka menyajikan dalam bentuk boxset. Kaset pita dipilih untuk menemani pernak pernik lainya di dalam boxset tersebut. Sangat berani untuk ukuran band merilis album pertama. Umumnya mencetak compact disc (CD) menjadi kewajiban suatu band untuk album pertamanya. Kali ini mereka kembali ke awal 90an dalam urusan rilis fisik.
Well, album ini bisa sedikit menyegarkan suasana melodic punk di Indonesia yang merongrong. Dan jangan lupa tetap bersenang-senang walau umur sudah kepala 3.
“Make melodic punx threat again”.